Monday 9 March 2015

Ngomongin Nikah


Ngomongin nikah yuuuuuk, ahahaha apakah saya sudah mau menikah? Tentu! Siapa sih yang engga mau menggenapkan setengah dien nya. Siapa sih yang engga mau dikasih kesempatan untuk bisa masuk surga dari pintu yang mana aja *bukan pintu ke mana sja ala Doraemon ya

Kalo udah di umur 25 tahun begini yang paling sering ditanya itu ya 'kapan nikah', selain pertanyaan 'kapan lulus' dan 'kapan wisuda'. Capek juga sih nanyanya. Kadang kalo lagi kesel ya ngomel dalam hati atau jutekin orang yang nanya. Tapi lebih seringnya sih senyum aja. Jiaahhhh... 

Ya wajar kali ya tiap ketemu orang yang ditanyain beberapa pertanyaan di atas. Tapi jarang banget yang nanyain udah makan atau belum. Mau ditraktir ga *ngarepppp

Karena belum dipertemukan sama jodohnya di pelaminan (uhukkk) maka kerjaan saya adalah mengamati pernikahan orang lain. Mulai dari prosesnya, konsep pestanya, kriteria calon suaminya sampe kehidupan rumah tangga yang penuh lika liku. 

Bagi saya, nikah bisa jadi sesuatu yang amazing! Karena beberapa kata yang diucapkan oleh laki-laki di hadapan wali n para saksi, kita udah dibolehin untuk hidup satu rumah, satu atap, satu kamar, satu kasur dan satu selimut!!!

Tapi pernyataan ini mohon dicatat, amazingnya itu menurut saya cuma bisa dirasakan sama orang-orang yang melalui proses menikah secara syar'i. Sori memori, untuk yang diawali dengan pacaran kenikmatannya udah diambil jatahnya di awal. Hmmmm kurang seru aja. Tapi ya monggo mau yang gimana prosesnya. 

Dalam buku Salim A. Fillah, Saksikanlah Aku Seorang Muslim, ada bab yang ngebahas dengan gamblang tentang nikah ini. Satu catatan saya JIKA MENGINGINKAN PERNIKAHAN YANG BERKAH, MAKA AWALI DENGAN PROSES YANG BENAR. Well, proses yang benar ituuuu *dibahas di diskusi aja deh :D 

Beliau mengingatkan untuk terus meluruskan niat dalam setiap proses. Misalnya, niat menikahnya karena apa. Apa karena terus-terusan ditanya kapan nikah? Atau karena untuk ibadah. Lalu, niat ketika melihat calonnya apa. Niat ketika memantapkan diri untuk menikah dengan si fulan. Niat ketika mempersiapkan acara. Dan niat-niat yang lain. Well, kita bakalan mendapatkan apa yang kita niatkan. 

Niat menjadi penting supaya ketika biduk rumah tangga mulai goyang, maka niat akan jadi pengingat yang paling penting. Aku suka mengamati kehidupan rumah tangga orang lain, baik melalui interaksi langsung, mengamati kehidupan sehari-hari hingga stalking di sosmed *huahahaaa... Yah pengen tahu aja, gimana sih mereka setelah menikah

Setelah nikah emang banyak enaknya, tapi yang ga enaknya juga lebih banyak. Sering saya mendapati pasangan-pasangan itu kelahi hanya karena hal-hal sepele. Gara-gara odol gigi, letakin handuk, ga siram kamar mandi, makanan, duit belanja ga cukup, pembagian waktu jaga anak, nonton tivi daaaaan masih banyak lagi. Belum lagi masalah yang berkaitan sama mertua dan anggota keluarga yang lain *jambak rambut

Kadang kalo dipikir-pikir, ih apa ga lebay ya? Trus dijawab, "Yaa kamu kan belum nikah, jadi ga tahu". Ah kalo udah dijawab begitu jadi maless. Jawaban yang engga mendidik dan ngasih pelajaran apa pun buat kita yang belum nikah -__________- 

Dari pengamatan selama ini, menikah itu tergantung gimana berkomunikasi dan mengkomunikasikan seluruh kebutuhan dan keinginan. Intinya KOMUNIKASI. So, mungkin oke juga kalo menikah sama anak jurusan ilmu komunikasi hahahha ga ngejamin juga kali ya. 

Well, kemampuan komunikasi yang baik emang dibutuhin di seluruh lini kehidupan ya. Bukan cuma buat dapat kerjaan yang bagus, tapi juga buat kehidupan pernikahan yang baik dan benar. Satu lagi komunikasi itu penting juga dalam hubungan sama Sang Pencipta. Hmmm apa selama ini salah jurusan di kampus? *no way!

Ya sudahlah apa pun itu, usahakan untuk memulai pernikahan dengan awal yang baik, benar dan sesuai dengan koridor yang udah Allah SWT tentuin. Ridho orang tua juga penting, jangan lupa murobbi dikasih tahu. Yang engga ikut proses ta'aruf dengan ikhwan, MR kudu diberitain. Jangan nanti tahunya udah mau akad aja atau setelah udah kelar. Itu artinya elu ga punya etika! *esmosi

Hehehe meski pertanyaan 'kapan nikah' cukup nyebelin karena yang nanya engga nyodorin calon, kata Ridwan Kamil dalam twitternya, sekarang udah punya saingan baru --> cek IG kita ya kak *olshop mode on xixixixii 

Okelah mudah-mudahan kita segera dipertemukan dengan jodoh dunia akhirat itu ya. Siapa pun dia, dia adalah cerminan dari diri kita sendiri.

No comments:

Post a Comment