Wednesday 26 November 2014

Menangkap dan Melempar

Kupikir anak-anak Pinang Hijau, terutama yang tinggal di blok C-C4 sudah kehilangan tempat bermain mereka. Sejak lapangan disulap menjadi lapangan badminton jarang sekali ada anak-anak berkumpul di sore hari atau hari libur untuk sekedar bermain. Tapi rupanya masih ada generasi penerus kami yang menghabiskan waktunya untuk menangkap ikan dan belut di parit.

Melihat mereka siang ini kupikir sejak dini mereka harus belajar menangkap dan melempar. Mengapa? Karena begitu mereka menginjak usia 6 tahun dan punya teman sepermainan lebih banyak, tanpa disadari mereka, terutama anak laki-laki akan terjun ke parit dan sejenisnya untuk berlatih menangkap ikan :D

Aku ingin mengungkapkan sedikit pendapatku tentang dua kegiatan sederhana ini sebelum aku mencari faktanya dari sumber yang mendukung. Ketika beberapa waktu yang lalu aku beraktivitas sebagai guru TK, tiap hari kami harus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan anak, aktivitas pendukung, psikologi anak, cara menjadi guru yang baik dan sebagainya.

Sekolah kami memiliki tiga kelas yang terdiri dari satu kelas PAUD untuk anak usia 3-4 tahun, TK kecil untuk usia 4-5 tahun dan TK besar untuk usia 5-6 tahun. Dari ketiga kelas ini aku diamanahkan kepala sekolah untuk berada di TK besar. Alhamdulillah tidak di dua kelas lainnya karena sepertinya aku tak sanggup untuk menghadapi anak-anak seusia itu.

Begitu kuperhatikan saat para berkumpul untuk membuat satuan kegiatan harian, ada beberapa hal yang harus diajarkan pada anak-anak di usia tertentu, salah satunya adalah menangkap dan melempar. Seingatku dua hal ini ditekankan pada anak usia 4-5 tahun.

Menurutku kepala sekolah meletakkan kelas ini di bawah, selain sisi keselamatan, adalah agar mereka bisa bebas melakukan aktivitas harian. Salah satu hal yang dikembangkan dari segi motorik murid-murid di TK kecil adalah kemampuan mereka dalam menangkap dan melempar bola. Ohooo awalnya kupikir sepele sekali, rupanya kegiatan ini punya pengaruh pada kegesitan mereka.

Berdasarkan pengamatanku yang masih jahil ini, ketika anak melempar bola mereka belajar untuk mengatur kekuatan tangan. Ketepatan mencapai sasaran juga diperlukan sehingga dari sini mereka belajar untuk fokus. Menangkap pun begitu. Anak yang bisa menangkap sesuatu dengan baik biasanya lebih lincah dan punya daya konsentrasi yang tinggi. Entahlah jika aku salah menilai hal ini.

Beberapa kali di saat jam pelajaran, aku turun ke lantai satu, memang anak-anak itu bermain dalam kolam bola dan beberapa di luar bersama para ummi untuk melakukan melempar dan menangkap. Dan ga semua anak bisa melakukannya dengan baik.

Sementara TK kecil fokus pada melatih fisik, anak-anak di kelasku fokus untuk menghaluskan sisi motorik mereka yang lain. Kami harus mengajari mereka untuk bisa menghubungkan tau membuat garis dengan rapi, tentu sebagai persiapan untuk menulis.

Nah rupanya kekuatan tangan anak juga harus dilatih. Salah satu latihan mereka adalah dengan bermain plastisin. Well, bagi sebagian anak plastisin merupakan barang mahal. Tak semua orang tua mampu membelikan plastisin, ditambah mereka tak begitu paham apa fungsi plastisin sebenarnya.

Melatih kekuatan tangan biasanya dilakukan oleh para anak-anak 3-4 tahun alias di kelas PAUD. Dari buku yang kubaca kami bisa melakukannya dengan alat sederhana, yaitu kertas. Bisa dengan kertas yang tak lagi dipakai maupun dengan kertas koran. Kupikir Khalisa bisa kuajari hal ini.

Di awal adalah meremas kertas itu menjadi bola yang besar. Selanjutnya akan sampai pada tahap meremas-reman kertas menjadi bola-bola kecil. Well, ini sangat berguna dan sangat pas untuk melatih tangan-tangan kecil itu.

Untuk para orang tua, tangan adalah salah satu anggota tubuh yang sangat punya peran penting dalam kehidupan. Hampir segala aktivitas hari ini menggunakan tangan. Pun ini sangat berguna agar motorik halus mereka terlatih dan tak canggung lagi dalam menulis.

Semoga bermanfaat, maaf jika ada kesalahan. Silahkan sampai kritik dan saran.
Have a nice day!

No comments:

Post a Comment