Tuesday 13 August 2013

Terima Kasih (1)

Dalam sebuah pesan hikmah dikatakan, Lupakan kejahatan yang dilakukan orang lain terhadap kita, tapi jangan pernah lupakan kebaikannya. Otherwise, lupakan semua kebaikan yang pernah kita berikan pada seseorang, tapi ingatlah akan kejahatan yang pernah kita lakukan padanya. 

Pesan yang baik, namun sedikit memaksa dan menyakiti diri sendiri. Diminta untuk melupakan dan mengingat sesuatu yang bahkan kita tak ingin mengingat ataupun melupakannya. Yah, namanya juga hikmah :)

Well, mereka yang sudah banyak berbuat baik kepadaku tentu tak bisa kuhitung, namun harus tetap kuingat. 

Dari kecil orang pertama yang berbuat baik padaku adalah ibu dan ayah. Seluruh kemampuan mereka setelah menikah tentu terkuras untukku, apalagi aku anak pertama :) trima kasih ibu untuk kasih sayang yang tak bertepi. Juga trima kasih ayah untuk tetesan keringat dan nafas amarah yang kau keluarkan saat menjadi supir ke sana kemari keliling kota. 

Rasa terima kasih pada ibu dan ayah juga punya banyak alasan. Aku sangat berterima kasih karena karena mereka aku bisa merasakan hidup di tempat yang berbeda - beda sehingga membuatku belajar cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebuah hal yang tak semua anak bisa melakukannya. Menjadi anak baru bukanlah hal yang mudah. 

Trima kasih ayah karena telah datang ke sekolah dan menghajar anak laki - laki yang usil padaku. Sampai kau bawa teman - teman supirmu ke sekolahku hanya untuk memberi pelajaran pada anak itu, anak laki - laki yang bahkan namanya pun aku tak ingat. Yang aku ingat dia adalah anak germo di kota itu. Beruntung aku lahir dari orang tua seperti kalian :) meski hidup kita tak mewah tapi selalu ada detik indah 

Trima kasih juga ayah karena telah membawaku kenal pada kehidupan seorang bencong yang pernah menumpang di taksi kita saat kita tinggal di Batam. Sulit ya menjadi seperti mereka. Atau telah mengenalkanku pada puluhan anak buah kapal di Karimun. Yang selalu bergantian menggendongku dari kapal pengangkut pasir satu ke kapal yang lainnya. Yang kutahu ternyata telah membawa pasir kita ke Singapura. Mereka, kapten dan ABK itu bukan main ramah. Saat kita menumpang kapal mereka untuk pulang kampung, aku ingat kutemukan buku Wiro Sableng di kamar mereka. Kubaca selama perjalanan jauh itu :) 

Terima kasih ayah, ibu :) 

Ibu? Aku tak bisa menyebutkan kebaikanmu satu per satu, terlalu banyak dan aku takut pada kenyataan bahwa mungkin aku mulai melupakannya. 

Ibu, trima kasih karena akhir - akhir ini selalu tersenyum, tak lagi menangis atau bersedih. Trima kasih karena telah memberikanku izin untuk keluar mengikuti kegiatan - kegiatan dan tak terlalu cemas ketika aku harus pulang malam. Trima kasih atas doamu, aku selalu pulang dalam keadaan selamat meski tak jarang aku tiba di rumah tengah malam, di jam yang menurut sebagian orang tak baik untuk anak perempuan pulang di jam yang larut. 

Ibu terima kasih karena telah terus bersabar 
Terima kasih karena selalu menyebutku dalam doa - doamu pada Tuhan kita, Allah SWT, Rabb semesta alam. 


No comments:

Post a Comment