Tuesday 9 November 2010

Menjawab Dauroh Marhalah 2

Jelang pelaksanaan Dauroh Marhalah 2 yang akan dilaksanakan bulan Desember 2010 mendatang di Kota Batam, perlu bagi penulis untuk menjawab sekaligus menjelaskan mengapa harus harus DM2.

Kenyataan di lapangan yang penulis dan teman – teman lain jumpai di lapangan, ada banyak kader AB1 yang tidak mau dan bahkan sama sekali tidak tertarik untuk mengikuti tahap kedua dalam alur pengkaderan KAMMI ini.

Berikut ini adalah alasan – alasan yang kerap penulis dapatkan, let’s check it out :

1. Mengapa harus ada DM2?
Lalu mengapa harus masuk SMP setelah lulus SD? Melanjutkan studi di SMA begitu lulus SMP?

2. Saya merasa belum sanggup dan tidak pantas untuk mengikuti DM2. Saya harus memperbaiki diri saya dulu baru setelah itu mengikutinya

Maka penulis balikkan pertanyaan tersebut, kapan kita merasa siap dan pantas untuk mengikuti Dauroh Marhalah 2 tesebut? Kapan kah diri ini akan baik? Kapan kah perbaikan itu akan mencapai puncak dengan hasil yang diharapkan? Kita tak punya banyak waktu lagi untuk hal itu, karena status kemahasiswaan kita tak berlaku seumur hidup.

Wahai teman- teman seperjuangan, ketahuilah bahwa perbaikan diri adalah proses yang berlangsung selama kita hidup. Artinya, perbaikan diri akan berhenti ketika jiwa ini berhenti bernafas dan bertemu dengann Rabbnya. Apakah kita baru akan mengikuti Dauroh Marhalah 2 ini setelah ruh tak ada lagi di jasad??

3. Saya harus bekerja, sulit sekali mendapatkan izin di tempat kerja saya

Saat kita mengatakan hal ini, apakah kita sudah mencoba terlebih dahulu untuk meminta izin? Terkadang ucapan ini terucap hanya berdasarkan prediksi kita sebagai manusia. Padahal hanya Allah yang mampu mebolak balikkan hati manusia. Bisa jadi ketika kita berusaha meminta izin dengan tekad kuat untuk mengikuti Dauroh Marhalah 2, hasil yang didapatkan begitu menggembirakan.

Dauroh akan dilaksanakan bulan depan, sudahkah kita meminta izin tersebut hari ini? Cobalah dulu saudaraku, yakinlah bahwa Allah tak akan pernah mengecewakan hambaNya.

4. Saya tidak bisa meningggalkan kuliah saya, dosen terlalu killer, SKS banyak…

Ada begitu banyak orang yang mau mengorbankan jadwal kuliahnya untuk mengikuti hal ini. Bukan berarti mengabaikan amanah orang tua pada kita. Kuncinya ada pada diri kita sendiri. Melobi dosen untuk izin beberapa hari adalah suatu kewajiban yang mesti dilakukan setiap calon AB2.

Perhatikanlah wahai teman, berapa banyak cerita yang teurai dari mereka yang berani mengambil resiko dan keputusan untuk terus bergerak di wajihah ini. Tak inginkah kita menjadi bagian dari mereka yang telah begitu banyak berkorban untuk menolong agama ini. Menjadi bagian dari pemikir dan penata dakwah agar tujuan yang satu itu tercapai.

Nilai tidak berasal dari dosen, namun Allah lah yang menentukan nilai – nilai tersebut. Namun yang lebih berharga lagi ialah nilai yang langsung kita dapatkan dari penilaian Allah.

5. Persyaratan DM2 begitu banyak, saya merasa tidak sanggup untuk mengerjakannya

Pernahkah kita ditanya, “ Sanggupkah mengerjakan tugas – tugas kuliah? Tugas dan PR saat bersekolah dulu? “

Kita kerap mengatakan sesuatu itu sulit sebelum kita sendiri mencoba untuk melakukannya. Semua hal di dunia ini merupakan proses, dan melalui proses ini lah kita diajari untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Penulis menyarankan teman – teman calon AB2 untuk mencoba mengerjakan seluruh penugasan yang ada di persyaratan. Rasakan dan buktikanlah betapa besar manfaat yang ada dibalik semua itu.

6. DM2 bukti dari ribetnya birokrasi di KAMMI, cukuplah pemerintah

Menggelikan membandingkan dengan pemerintahan. Dakwah perlu ditata rapi agar tujuan tercapai. Ingatlah selalu ucapan Ali bin Abi Thalib ra. “ Kebaikan yang tidak terorganisir baik akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik. “

Tidakkah kita pernah membayangkan bahwa diluar sana musuh Islam menyusun segala sesuatunya dengan rapi. Membuat kebijakan – kebijakan strategis untuk menggoalkan makar menghancurkan agama ini? Sementara, apa yang dapat kita lakukan untukNya?

7. Menjadi AB2 atau AB1 sama saja, banyak AB1 yang punya kualitas yang lebih baik daripada mereka yang sudah AB2.

Untuk menjawab pernyataan ini, penulis perlu menanyakan kembali, dari segi manakah AB1 tersebut lebih berkualitas daripada AB2? Tilawahnyakah? Akhlaknya? Jumlah binaan yang ia punya? Kepiawaiannya berpidato? Atau indicator apa yang menjadikannya lebih berkualitas?

Pernyataan ini sungguh menggelikan dan kedengaran konyol. Sebenarnya ada banyak yang tidak ikut DM1 pun punya kualitas lebih bagus. Ada juga yang sudah DM2 juga punya kualitas di atas kader yang telah mengikuti DM3. Jika memang merasa bagian dan dibesarkan oleh KAMMI, mengapa harus berpikir demikian?

Seberapa paham kah AB1 tersebut terhadap KAMMI? Jika AB1 tersebut berkualitas, maka tanpa disuruh pun ia akan mengikuti pelatihan tahap 2 ini. Bahkan DM berapa pun akan ia ikuti.

Wahai teman – teman seperjuangan yang telah kenyang akan jalan yang berliku ini, Dauroh Marhalah 2 ini tidak setiap bulan diadakan oleh Kaderisasi KAMMI Kepulauan Riau. Sebuah kesempatan besar yang sangat sayang sekali untuk dilewatkan.

Dalam surah An Nisa : 95 Allah swt berfirman

Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk ( yang tidak turut berperang ) tanpa mempunyai uzur ( halangan ) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang – orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang – orang yang duduk ( tidak ikut berperang tanpa halangan ). Kepada masing – masing, Allah menjanjikan ( pahala ) yang baik ( surga ) dan Allah melebihkan orang – orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.

Untuk itu penulis menghimbau kepada seluruh AB1 KAMMI Komisariat Tanjungpinang, Batam dan Bintan untuk berlomba – lomba mendaftarkan diri kepada SC DM2 ( Ahmad Azroi, Redha Helmi, Raja Dachroni, Iin Parlina, Endri Rahayu dan Indra Fitri Yeni ).

Jika bukan kita yang menerima estafet perjuangan ini, lalu siapa lagi? Akankah kita membiarkan wajihah ini stagnan karena generasinya tak mau mewarisi dan diwarisi nilai – nilai yang ada di dalamnya? Wahai saudaraku, ketahuilah bahwa kita, mereka atau siapapun tidak akan berlama – lama di organisasi ini.

Mumpung kita masih diberikan waktu dalam status mahasiswa dan berkutat dengan kehidupan kampus, ikutilah tahapan ini. Waktu kita pun tak banyak untuk kembali mewariskannya pada generasi di bawah kita yang haus akan nilai – nilai KAMMI. Sanggupkah kita menelantarkan mereka mati kehausan kemudian perlahan mundur dari jalan ini?? Wallahualam…

Mari samakan orientasi dalam berjuang bersama KAMMI untuk Menuju Muslim Negarawan!!

No comments:

Post a Comment